Menjalin kasih antara dua sepasang sejoli memang indah tiga tahun sudah bersama-sama bersama dalam canda dan tawa. Dari pagi sampai larut malam menjalin cerita yang bahkan dari sekian satu kesatuan cerita menjadi kumpulan cerita yang bisa disebut dengan kenangan. Berbicara soal kenangan siapa sih yang tidak mau mempunyai kenangan yang begitu indah? yah..sangat indah. Terbangun dari tidur karena dering ponsel berbunyi dan tidak lupa mengeceknya ternyata sebuah pesan yang berbunyi "selamat pagi sayang" sungguh hati bergejolak seakan melihat sekumpulan burung yang berkicau bersama sama dengan merdunya. Beranjak dari kasur untuk menyiapkan diri ke sekolah. Sekolah tempat dimana selain ilmu teman dan guru terhebat yang ku dapat tetapi kudapati kamu seseorang yang mencintaiku dengan tulus apa adanya seseorang yang mungkin dulu terbaik untukku. Peristiwa demi peristiwa senang sedih kecewa bahagia rasa haru tangis canda tawa bahkan keegoisanlah yang paling utama diantara kita yang membuat kita semakin dalam dalam dalam untuk betahan untuk saling sayang menyayangi dan sangat yakin bahwa kita yang ditakdirkan untuk bersama. Janji janji yang kita aku maupun kamu pernah dilontarkan seakan kitalah yang menentukan takdir itu menjadi nyata. Kekonyolan-kekonyolan yang kita buat membuat hubungan begitu semakin erat apalagi ditambah dengan kita sudah mengenal keluarga satu sama lain dan masih banyak lagi peristiwa-peristiwa yang ah sudahlah sampai menjadi sarjana tidak akan selesai cerita yang begitu klasik namun menyenangkan ini.
Oh.. Indahnya...
Tibalah saatnya ujian berlangsung saling sibuk demi mencapai kelulusan. Cara kita berjuang untuk mencapai tujuan kita belajar bersama saling men-support, tetapi kesibukan kita tidak lupa diselingi dengan seperti biasanya perasaan canda tawa tetap kita jalin. Kelulusan telah didepan mata. Taukah apa perasaan yang menggambarkan tentang ini? Tentu perasaan senang karena telah selesai masa masa SMA kita masa dimana menurut orang-orang masa yang paling indah dan perasaan sedih karena tidak bisa bersama sama lagi dengan kamu sang kekasih yang mencintaiku dengan tulus dahulu. Acara yang paling sakral didalam kelulusan ini yaitu wisuda. Iya, wisuda dimana acara tersebut dihadiri oleh para wisudawan wisudawati dengan disaksikan salah satu dari orangtua kita. Satu yang aku sukai dalam acara ini yaitu, pada saat pembacaan sepuluh besar kita dibacakan oleh MC dimana kita bisa bersandingan masuk dalam ke sepuluh besar dengan maju panggung diikuti oleh orangtua kita. Ah, itu terlalu biasa menurut kalian mungkin tetapi menurutku itu satu hal yang mungkin tidak akan pernah aku lupakan.
Selesailah sudah masa masa indah di SMA. Kita dipisahkan dengan masuk ke perguruan tinggi yang berbeda bahkan benar benar berbeda antara jawa bagian barat dengan jawa bagian timur. Menjalani hubungan jarak jauh memang bukan suatu keinginan. Apakah kita masih bisa menjalin hubungan dengan jarak yang jauh?
Begini, awalnya kita bisa dan masih berpegang pada janji kita untuk tetap bersama. Satu semester sudah kita bertahan dalam hubungan yang sangat tidak diinginkan oleh semua orang tetapi lagi lagi membuat janji-janji manis diantara kita. Secara manusiawi wajar kita berbuat seenaknya dengan membuat janji yang nantinya tidak tau akan diperanggung jawabkan atau tidak. Karena keegoisan dan kekanak-kanakkan kita yang menyebabkan kita berpisah. Hari demi hari belajar tanpamu dapat ku raih dengan tetap berharap kitalah yang akan bersama sampai kapanpun.
Tiba dimana hariku dihinggapi rasa yang begitu shock berat dengan melihat kamu sudah bersama orang lain. Disitulah aku mulai tidak menyukaimu. Mana janjimu yang dulu? Mana janji manis yang kkau ucapkan lewat bibirmu itu? Janji tidak bisa dipermainkan seenaknya begitu saja bung. Kesetiaanku disini dianggap seperti gajah yang tidak tau menau apa-apa dibunuh diambil gadingnya saja dan meninggalkan tubuhnya tanpa ada perasaan bersalah. Rela menolak semua laki-laki yang mendekatiku demi kesetiaanku terhadapmu tetapi apa yang kamu perbuat? Sungguh ironis.Tetapi alhamdulillah banyak orang-orang disekelilingku yang membuat aku bisa bangkit dalam keterpurkanku ini dan aku menyadari tidak semuanya harapan yang kita inginkan dapat menjadi kenyataan tanpa ada keridhaan dari-Nya. Kita hanya bisa merencanakan yang menentukan tetaplah hanya Tuhan. Tetaplah menjadi pribadi yang berpegang teguh terhadap komitmen dan tetap konsekuen apa yang harus dan telah kita haruskan. Wallahua'lam.